Selasa, 05 Januari 2016

SHIGELLA DYSENTRIAE


TUGAS MAKALAH
BAKTERIOLOGI - I I(T)


shigella dysentriae


DISUSUN
 OLEH :
                                    NAMA     :    TAKBIR ALAM
                                             NIM           :    AK.14.057
                                             KELAS                 :    ANALIS B


AKADEMI ANALIS KESEHATAN
KENDARI
2015

Kata Pengantar


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “shigella dysentriae”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari makalah ini.Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.


Kendari, November 2015


Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Penyakit akibat bakteri merupakan penyakit yang sudah sering dijumpai di berbagai negara-negara berkembang terutama di Indonesia. Penyakit   ini  juga  bisa disebut penyakit merakyat karena menyerang hampir seluruh lapisan masyarakat. Diantara penyakit infeksi yang disebabkan berbagai bakteri, yang masih menjadi perhatian yaitu infeksi bakteri Shigella dysenteriae.
Shigella dysenteriae merupakan intestinal patogen yang menyebabkan penyakit disentri basiler. Bakteri ini menyebabkan disentri yang berat dan invasive. Manifestasi klinis yang ditimbulkannya dapat berupa diare sedang sampai banyak, yang disertai panas dan mual, dengan sifat water (diare dengan komposisi feses didominan cairan/air) ataupun diare berdarah. Selama ini digunakan antibiotik untuk mengobati “bloody diarrhea”  (diare disertai darah) dengan tujuan memperpendek masa sakit, menurunkan morbiditas, dan mengurangi durasi perubahan siklus hidupnya.

1.2    RUMUSAN MASALAH

1.        Bagaimana organisme dan karakteristik Shigella dysenteriae ?
2.                  Bagaimana morfologi dan identifikasi Shigella dysenteriae ?
3.        Bagaimana diagnosis Shigella dysenteriae ?
4.        Bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dysenteriae ?

1.3    TUJUAN

1.        Dapat mengetahui organisme dan karakteristik Shigella dysenteriae
2.        Dapat mengetahui morfologi dan identifikasi Shigella dysenteriae
3.                  Dapat mengetahui diagnosis Shigella dysenteriae
4.        Dapat  mengetahui pencegahan penyakit disentri yang deisebabkan oleh Shigella dysenteriae

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  EPIDEMOLOGI
Gambar : Bakteri Shigella dysenteriae
Genus Shigella ditemukan sebagai penyebab bacillary disentri oleh ahli mikrobiologi Jepang, Kiyoshi Shiga pada 1898. Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air. Organisme Shigella menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin dan invasi bakteri.
Bakteri Shigella dysenteriae dapat menyebabkan penyakit disentri basilar. Disentri basilar adalah infeksi usus besar oleh bakteri patogen genus Shigella. Shigella dysenteriae merupakan penyebab penyakit yang paling ganas dan menimbulkan epidemi hebat di daerah tropis dan subtropis (Soedarto,1996). Pengobatan infeksi dapat digunakan dengan antibiotik yang telah diresepkan secara luas seperti pada saat sekarang ini (Gould and Brooker, 2003).
2.2  MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI
2.2.1   Sistematika dan klasifikasi Shigella dysenteriae
Sistematika dari Shigella dysenteriae adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Phylum    : Proteobacteria
Ordo        : Enterobacteriales
Famili      : Enterobacteriaceae
Genus      : Shigella
Spesies     : Shigella dysenteriae (Anonimc, 2010).
2.2.2   Habitat
Habitat alami Shigella dysenteriae terbatas pada usus besar manusia dan binatang menyusui, dimana Shigella dysenteriae memproduksi eksitoksin yang tidak tahan panas yang mempengaruhi usus dan susunan saraf pusat. Penyebaran Shigella dysenteriae selalu terbatas pada saluran pencernaan, penyebaran ke dalam aliran darah sangat jarang. Bakteri Shigella dysenteriae dapat menimbulkan penyakit yang sangat menular (Jawetz et al., 2005).
2.2.3   Ciri-ciri
Beberapa ciri Shigella dysentriae antara lain : Batang pendek; gram negative; Tunggal; Tidak bergerak; Suhu optimum 370C; Tidak membentuk spora; Aerobik, anaerobik fakultatif; Patogenik, menyebabkan disentri.
2.3  SUMBER INFEKSI
Shigellosis Tersebar diseluruh dunia dipekirakan menyebabkan sekitar 600.000 kematian per tahun diseluruh dunia. Dua per tiga kasus dan yang kebanyakan meninggal adalah anak-anak umur terjadi pada bayi berusia dibawah 6 bulan. Rata-rata serangan kedua pada anggota keluarga mencapai diatas 40%. Wabah umumnya terjadi pada kelompok homoseksual, pada kondisi “crowding”, ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan rendah seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat.
Shigellosis ditularkan melalui rute fekal-oral melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan bahan tinja. Hal ini umumnya terjadi jika tangan tidak dicuci dengan baik terutama setelah menggunakan kakus. Infeksi Shigella sp juga dapat diperoleh dari makanan yang tercemar dengan bakteri ini. Selain itu sumber infeksi juga dapat disebabkan oleh lalat yang membawa Shigella sp. Kejadian penyakit ini biasanya juga diikuti oleh infeksi sekunder lainnya seperti kasus enteritis dan infeksi bakterial E.coli pada saluran pencernaan. Dosis infektif yang rendah, sedikitnya 200 organisme yang dapat memfasilitasi penyebaran dari orang yang satu dengan orang yang lain. Manusia dan beberapa primata hanya menjadi reservoir Shigella.


2.4  PATOGENESIS
Shigellosis disebut juga Disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut, tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan mucus. Habitat alamiah bakteri disentri adalah usus besar manusia, tempat bakteri tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi S.dysenteriae praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam darah sangat jarang. S.dysenteriae menimbulkan penyakit yang sangat menular dengan dosis infektif dari bakteri S.dysenteriae adalah kurang dari 103 organisme dan merupakan golongan Shigella sp yang cenderung resisten terhadap antibiotic (Jewetz et al., 2005).
Ø  S. dysenteriae dapat menyebabkan 3 bentuk diare :
a)        Disentri klasik dengan tinja yang konsisten lembek disertai darah, mucus dan pus
b)        Watery diarrhea
c)        Kombinasi antara disentri klasik dengan tinja yang konsisten lembek disertai darah, mucus, pus dengan watery diarrhea.
Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis kronis dapat menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi.
Ø  Uji Laboratorium Diagnostik
a)      Spesimen
Spesimen untuk biakan dapat berasal dari feses segar, bercak lendir, dan asupan rektal. Pada pemeriksaan mikroskopis sering ditemukan banyak leukosit dan beberapa eritrosit pada sediaan feses. Jika spesimen serum dibutuhkan, harus diambil dengan jarak 10 hari untuk dapat melihat peningkatan tiyer antibodi aglutinasi.
b)      Kultur
Spesimen digoreskan pada media diferensial (misalnya, agar MacConkey atau EMB) dan pada media selektif (agar enterik Hektoen atau agar Salmonella-Shigella) yang menekan pertumbuhan Enterobacteriaceae lain dan organisme gram-positif. Koloni yang tidak berwarna (laktosa-negatif) diinokulasi ke dalam agar triple sugar iron. Organisme yang gagal membentuk  dan menghasilkan asam tanpa disertai gas di bagian dasar dengan lereng yang basa pada medium triple sugar iron, dan organisme yang nonmotil harus diperiksa lebih lanjut dengan aglutinasi slide menggunakan antiserum yang spesifik untuk Shigella.
c)      Serologi
Individu normal sering memiliki aglutinin yang aktif terhadap beberapa spesies shigella. Namun, pemeriksaan serial titer antibodi dapat memperlihatkan peningkatan yang spesifik. Serologi tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi shigella.

Prosedur laboratorium untuk diagnosis etiologi penyakit infeksi :
1.         Mikroskopis langsung
            melalui pengecatan/pewarnaan spesimen dan meng identifikasi mikroorganisme secara morfologis
  1. Biakan/kultur
  2. Tes Serologi
  3. Diagnosis molekuler ,Hibridisasi DNA-DNA atau DNA-RNA untuk deteksi adanya gen-gen spesifik patogen dari spesimen pasien
d)     Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan dalam bidang mikrobiologi klinik meliputi pemeriksaan mikroskopis, penanaman pada media perbenihan, uji kepekaan, pemeriksaan imunologis, dan pemeriksaan mikrobiologi molekuler.
Pemeriksaan mikroskopis dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan mikroskopis tanpa pengecatan dan pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan.
Penanaman dalam media perbenihan bertujuan memperoleh isolat murni. Media yang dipergunakan ada dua macam, yaitu media umum dan media khusus. Prinsip pemilihan media didasarkan pada mikroba yang akan dicari.
Uji kepekaan bertujuan memperoleh obat yang paling tepat untuk mikroba tertentu. Obat yang paling tepat untuk mikroba tertentu terkenal dengan istilah drug of choice.
Contoh pemeriksaan imunologis dalam bidang mikrobiologi adalah Uji Widal dan Uji Wassermann. Uji Widal berdasarkan prinsip reaksi aglutinasi. Uji Wassermann berdasarkan prinsip uji fiksasi komplemen (complement fixation test) (Winn dkk, 2006).
Pemeriksaan mikrobiologi molekuler memanfaatkan prinsip-prinsip biologi molekuler. Contoh pemeriksaan mikrobiologi molekuler adalah polymerase chain reaction (PCR) (Winn dkk, 2006).
2.5  PENULARAN

Infeksi Shigella sp. dapat diperoleh dari makanan yang sudah terkontaminasi, walaupun keliatannya makanan itu terlihat normal. Air pun juga dapat menjadi salah satu hal yang terkontaminas dengan bakteri ini. Artinya, infeksi Shigella dapat terjadi jika ada kontak dengan feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi.. Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang lain yang sehat.
2.6  PENGOBATAN
Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral. Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena. umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan.
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena, tergantung dari keparahan penyakit. Derivat opiat harus dihindari. Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya penyakit dan penyebaran bakteri. Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan.
Siprofrklosasin, ampisilin, doksiklin, dan trimetoprimsulfametoksazol umumnya menghambat isolat shigella dan dapat menekan serangan klinis akut disentri serta memperpendek lamanya gejala. Obat tersebut mungkin tidak dapat memberantas organisme dari saluran cerna. Resistensi terhadap berbagai obat dapat ditransmisikan melalui plasmid, dan infeksi yang resisten ini telah tersebar luas. Banyak kasus disentri shigella.
2.7  PENCEGAHAH
Pencegahan penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang meliputi :
a.         Cuci tangan dengan sabun
b.        Menjamin ketersediaan air minum yang aman
c.         Pembuangan limbah kotoran manusia yang aman
d.        Pemberian ASI eksklusif pada bayi
e.         Penanganan dan pengolahan makanan yang aman
f.         Pengendalian alat
Langkah-langkah tersebut tidak hanya akan mengurangi kejadian Shigellosis, tapi penyakit diare juga. Dalam semua kasus, pendidikan kesehatan dan kerjasama masyarakat dalam melaksanakan tindakan pengendalian sangat penting.
1.    Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah kunci untuk kesadaran masyarakat akan kesehatan, sehingga dapat mencegah transmisi penyakit. Masyarakat diberi pengetahuan tentang bagaimana Shigella dapat menyebabkan diare dan bagaimana pencegahan transmisinya. Masyarakat juga diberitahu jika terjadi diare berdarah untuk segera melakukan pengobatan di tempat fasilitas kesehatan terdekat.
2.    Cuci tangan
Cuci tangan dengan sabun adalah langkah yang sederhana dan efektif untuk mencegah penyebaran Shigella, cuci tangan juga harus dipromosikan di setiap rumah tangga. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum menyiapkan atau menangani makanan dan sebelum makan.


3.    Ketersediaan air
Shigella dapat mencemari air pada semua tahap distribusi, dari sumber air sampai saat di konsumsi. Air minum harus dipastikan aman, termasuk selama transportasi dan penyimpanan. Tempat pembuangan air besar tidak dibolehkan 10 meter dari sumber air.
4.    Sistem pembuangan tinja
Sistem pembuangan tinja harus aman dan bersih, system yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang baik agar tetap terjaga kesehatan masyarakat.
5.    Menyusui
Anak yang mendapatkan ASI akan lebih sedikit resiko terkena diare atau disentri karena Shigella. ASI eksklusif dapat memberikan perlindungan atau daya tahan terhadap resiko diare karena Shigella.
6.    Keamanan makanan
Makanan dapat terkontaminasi oleh Shigella pada semua tahap produksi dan persiapan. Termasuk di tempat umum seperti pasar, selama persiapan makanan di rumah atau di restoran dan makanan tanpa pendingin setelah disiapkan.

Langkah-langkah agar konsumsi makanan aman :
1.    Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan atau saat akan makan
2.    Jangan makan makanan mentah, kecuali buah-buahan dan sayuran yang dikupas dan dimakan langsung
3.    Masak makanan sampai mendidih dan matang
4.    Makanlah makanan selagi panas atau panaskan makanan sebelum dimakan
5.    Cuci peralatan makan dan memasak lalu keringkan sampai benar-benar kering
6.    Jauhkan makanan yang telah dimasak dan perlatan yang bersih dari bahan mentah dan perlatan yang berpotensi kontaminasi.
7.    Lindungi makanan dari lalat.




BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa; Shigella merupakan kuman patogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen penyebab penyakit disentri basiller. Sampai saat ini terdapat 4 spesies Shigella yaitu: Shigella dysenteriae, shigella flexneri, shigella boydii, dan shigella sonnei.
Shigella sangat menular dan membutuhkan dosis kurang dari 103 organisme untuk menimbulkan infeksi. Proses patologik yang penting adalah invasi epitel mukosa, mikroabses pada dinding usus besar dan ileum terminal yang menyebabkan nekrosis selaput mukosa, ulserasi superfisial, perdarahan dan pembentukan pseudomembran pada daerah ulkus.

3.2  SARAN
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah pengembangan wawasan ilmu pengetahuan lebih dalam tentang materi tersebut yakni Shigella dysenteriae, sehingga dapat menyalurkan pengetahuan kita terhadap masyarakat.











DAFTAR PUSTAKA
http://helpingpeopleideas.com/publichealth/seri-penyakit-berbasis-lingkungan-shigella-sp/
http://pujipeje.blogspot.co.id/2012/03/shigella-dysenteriae.html
https://www.google.com/ ciri+ciri+shigella+dysentriae -8#q=ciri+ciri+shigella+dysenteriae





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar