TUGAS MAKALAH
BAKTERIOLOGI - I I(T)
“shigella dysentriae”
DISUSUN
OLEH :
NAMA : TAKBIR ALAM
NIM
:
AK.14.057
KELAS
:
ANALIS B
AKADEMI ANALIS KESEHATAN
KENDARI
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah
yang berjudul “shigella dysentriae”.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada
masyarakat tentang isi dari makalah ini.Karena itu kami berharap semoga makalah
ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.Pada bagian akhir,
kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang
ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi
kita bersama.Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.
Kendari, November 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Penyakit akibat bakteri merupakan
penyakit yang sudah sering dijumpai di berbagai negara-negara berkembang
terutama di Indonesia. Penyakit ini juga bisa disebut penyakit
merakyat karena menyerang hampir seluruh lapisan masyarakat. Diantara penyakit
infeksi yang disebabkan berbagai bakteri, yang masih menjadi perhatian yaitu
infeksi bakteri Shigella dysenteriae.
Shigella dysenteriae
merupakan intestinal patogen yang menyebabkan penyakit disentri
basiler. Bakteri ini menyebabkan disentri yang berat dan invasive.
Manifestasi klinis yang ditimbulkannya dapat
berupa diare sedang sampai banyak, yang disertai panas dan mual, dengan sifat water (diare
dengan komposisi feses didominan cairan/air) ataupun diare berdarah.
Selama ini digunakan antibiotik untuk mengobati “bloody diarrhea”
(diare disertai darah) dengan tujuan memperpendek masa sakit, menurunkan
morbiditas, dan mengurangi durasi perubahan siklus hidupnya.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana organisme dan
karakteristik Shigella dysenteriae ?
2.
Bagaimana
morfologi dan identifikasi Shigella dysenteriae ?
3.
Bagaimana
diagnosis Shigella dysenteriae ?
4.
Bagaimana
pencegahan dan pengobatan penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dysenteriae ?
1.3
TUJUAN
1.
Dapat mengetahui organisme dan
karakteristik Shigella dysenteriae
2.
Dapat
mengetahui morfologi dan identifikasi Shigella dysenteriae
3.
Dapat mengetahui diagnosis Shigella dysenteriae
4.
Dapat
mengetahui pencegahan penyakit disentri yang deisebabkan oleh Shigella dysenteriae
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 EPIDEMOLOGI
Gambar
: Bakteri Shigella dysenteriae
Genus Shigella ditemukan sebagai penyebab bacillary disentri oleh
ahli mikrobiologi Jepang, Kiyoshi Shiga pada 1898. Shigella adalah
penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air. Organisme Shigella menyebabkan
disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui
enterotoksin dan invasi bakteri.
Bakteri Shigella
dysenteriae dapat menyebabkan penyakit disentri basilar. Disentri basilar
adalah infeksi usus besar oleh bakteri patogen genus Shigella. Shigella
dysenteriae merupakan penyebab penyakit yang paling ganas dan menimbulkan
epidemi hebat di daerah tropis dan subtropis (Soedarto,1996). Pengobatan
infeksi dapat digunakan dengan antibiotik yang telah diresepkan secara luas
seperti pada saat sekarang ini (Gould and Brooker, 2003).
2.2 MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI
2.2.1
Sistematika dan klasifikasi Shigella dysenteriae
Sistematika dari Shigella dysenteriae adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Phylum :
Proteobacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Famili :
Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella
dysenteriae (Anonimc, 2010).
2.2.2 Habitat
Habitat
alami Shigella dysenteriae terbatas pada usus besar manusia dan binatang
menyusui, dimana Shigella dysenteriae memproduksi eksitoksin yang tidak
tahan panas yang mempengaruhi usus dan susunan saraf pusat. Penyebaran Shigella
dysenteriae selalu terbatas pada saluran pencernaan, penyebaran ke dalam
aliran darah sangat jarang. Bakteri Shigella dysenteriae dapat
menimbulkan penyakit yang sangat menular (Jawetz et al., 2005).
2.2.3 Ciri-ciri
Beberapa ciri Shigella dysentriae antara lain : Batang
pendek; gram negative; Tunggal; Tidak bergerak; Suhu optimum 370C; Tidak
membentuk spora; Aerobik, anaerobik fakultatif; Patogenik, menyebabkan
disentri.
2.3 SUMBER INFEKSI
Shigellosis Tersebar
diseluruh dunia dipekirakan menyebabkan sekitar 600.000 kematian per tahun
diseluruh dunia. Dua per tiga kasus dan yang kebanyakan meninggal adalah
anak-anak umur terjadi pada bayi berusia dibawah 6 bulan. Rata-rata serangan
kedua pada anggota keluarga mencapai diatas 40%. Wabah
umumnya terjadi pada kelompok homoseksual, pada kondisi “crowding”,
ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan rendah
seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa dan pada
tempat pengungsi yang padat.
Shigellosis
ditularkan melalui rute fekal-oral melalui kontak langsung atau tidak langsung
dengan bahan tinja. Hal ini umumnya terjadi jika tangan tidak dicuci dengan
baik terutama setelah menggunakan kakus. Infeksi Shigella sp juga dapat diperoleh dari makanan yang tercemar dengan
bakteri ini. Selain itu sumber infeksi juga dapat disebabkan oleh lalat yang
membawa Shigella sp. Kejadian
penyakit ini biasanya juga diikuti oleh infeksi sekunder lainnya seperti kasus
enteritis dan infeksi bakterial E.coli
pada saluran pencernaan. Dosis infektif yang rendah,
sedikitnya 200 organisme yang dapat memfasilitasi penyebaran dari orang yang
satu dengan orang yang lain. Manusia dan beberapa primata hanya menjadi
reservoir Shigella.
2.4 PATOGENESIS
Shigellosis disebut
juga Disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai
gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan disertai
nyeri perut, tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan
mucus. Habitat alamiah bakteri disentri adalah usus besar manusia, tempat
bakteri tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi S.dysenteriae
praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam
darah sangat jarang. S.dysenteriae menimbulkan penyakit yang sangat
menular dengan dosis infektif dari bakteri S.dysenteriae adalah kurang
dari 103 organisme dan merupakan golongan Shigella sp yang
cenderung resisten terhadap antibiotic (Jewetz et al., 2005).
Ø
S. dysenteriae dapat
menyebabkan 3 bentuk diare :
a)
Disentri klasik dengan tinja yang
konsisten lembek disertai darah, mucus dan pus
b)
Watery diarrhea
c)
Kombinasi antara disentri klasik
dengan tinja yang konsisten lembek disertai darah, mucus, pus dengan watery
diarrhea.
Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala
adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal
terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses
berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis
kronis dapat menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat
terjadi.
Ø Uji
Laboratorium Diagnostik
a) Spesimen
Spesimen
untuk biakan dapat berasal dari feses segar, bercak lendir, dan asupan rektal.
Pada pemeriksaan mikroskopis sering ditemukan banyak leukosit dan beberapa
eritrosit pada sediaan feses. Jika spesimen serum dibutuhkan, harus diambil
dengan jarak 10 hari untuk dapat melihat peningkatan tiyer antibodi aglutinasi.
b) Kultur
Spesimen
digoreskan pada media diferensial (misalnya, agar MacConkey atau EMB) dan pada
media selektif (agar enterik Hektoen atau agar Salmonella-Shigella) yang menekan pertumbuhan Enterobacteriaceae
lain dan organisme gram-positif. Koloni yang tidak berwarna (laktosa-negatif)
diinokulasi ke dalam agar triple sugar
iron. Organisme yang gagal membentuk
dan menghasilkan asam tanpa disertai gas di
bagian dasar dengan lereng yang basa pada medium triple sugar iron, dan organisme yang nonmotil harus diperiksa
lebih lanjut dengan aglutinasi slide
menggunakan antiserum yang spesifik untuk Shigella.
c) Serologi
Individu normal sering memiliki aglutinin
yang aktif terhadap beberapa spesies shigella. Namun, pemeriksaan serial titer
antibodi dapat memperlihatkan peningkatan yang spesifik. Serologi tidak
digunakan untuk mendiagnosis infeksi shigella.
Prosedur laboratorium untuk
diagnosis etiologi penyakit infeksi :
1.
Mikroskopis
langsung
melalui
pengecatan/pewarnaan spesimen dan meng identifikasi mikroorganisme secara
morfologis
- Biakan/kultur
- Tes Serologi
- Diagnosis molekuler ,Hibridisasi DNA-DNA atau DNA-RNA untuk deteksi adanya gen-gen spesifik patogen dari spesimen pasien
d)
Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan dalam bidang
mikrobiologi klinik meliputi pemeriksaan mikroskopis, penanaman pada media
perbenihan, uji kepekaan, pemeriksaan imunologis, dan pemeriksaan mikrobiologi
molekuler.
Pemeriksaan mikroskopis dibagi menjadi
dua, yaitu pemeriksaan mikroskopis tanpa pengecatan dan pemeriksaan mikroskopis
dengan pengecatan.
Penanaman dalam media perbenihan
bertujuan memperoleh isolat murni. Media yang dipergunakan ada dua macam, yaitu
media umum dan media khusus. Prinsip pemilihan media didasarkan pada mikroba
yang akan dicari.
Uji kepekaan bertujuan memperoleh obat
yang paling tepat untuk mikroba tertentu. Obat yang paling tepat untuk mikroba
tertentu terkenal dengan istilah drug of
choice.
Contoh pemeriksaan imunologis dalam
bidang mikrobiologi adalah Uji Widal dan Uji Wassermann. Uji Widal berdasarkan
prinsip reaksi aglutinasi. Uji Wassermann berdasarkan prinsip uji fiksasi
komplemen (complement fixation test)
(Winn dkk, 2006).
Pemeriksaan mikrobiologi molekuler
memanfaatkan prinsip-prinsip biologi molekuler. Contoh pemeriksaan mikrobiologi
molekuler adalah polymerase chain
reaction (PCR) (Winn dkk, 2006).
2.5 PENULARAN
Infeksi Shigella sp. dapat diperoleh dari makanan yang sudah terkontaminasi, walaupun keliatannya makanan itu terlihat normal. Air pun juga dapat menjadi salah satu hal yang terkontaminas dengan bakteri ini. Artinya, infeksi Shigella dapat terjadi jika ada kontak dengan feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi.. Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang lain yang sehat.
2.6 PENGOBATAN
Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan
sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan
cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral. Pada pasien dengan
diare berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak
dapat dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena. umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih
rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat Shigella dapat
diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa Shigella telah
menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika
yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan.
Terapi
dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena, tergantung dari
keparahan penyakit. Derivat opiat harus dihindari. Terapi antimikroba diberikan
untuk mempersingkat berlangsungnya penyakit dan penyebaran bakteri. Trimetoprim-sulfametoksazole
atau fluoroquinolon dua kali sehari selama 3 hari merupakan antibiotik yang
dianjurkan.
Siprofrklosasin,
ampisilin, doksiklin, dan trimetoprimsulfametoksazol umumnya menghambat isolat
shigella dan dapat menekan serangan klinis akut disentri serta memperpendek
lamanya gejala. Obat tersebut mungkin tidak dapat memberantas organisme dari
saluran cerna. Resistensi terhadap berbagai obat dapat ditransmisikan melalui
plasmid, dan infeksi yang resisten ini telah tersebar luas. Banyak kasus
disentri shigella.
2.7 PENCEGAHAH
Pencegahan
penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dapat dilakukan dengan
langkah-langkah yang meliputi :
a.
Cuci tangan dengan sabun
b.
Menjamin ketersediaan air minum yang
aman
c.
Pembuangan limbah kotoran manusia
yang aman
d.
Pemberian ASI eksklusif pada bayi
e.
Penanganan dan pengolahan makanan
yang aman
f.
Pengendalian alat
Langkah-langkah
tersebut tidak hanya akan mengurangi kejadian Shigellosis, tapi penyakit diare
juga. Dalam semua kasus, pendidikan kesehatan dan kerjasama masyarakat dalam
melaksanakan tindakan pengendalian sangat penting.
1.
Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah kunci untuk kesadaran
masyarakat akan kesehatan, sehingga dapat mencegah transmisi penyakit.
Masyarakat diberi pengetahuan tentang bagaimana Shigella dapat menyebabkan
diare dan bagaimana pencegahan transmisinya. Masyarakat juga diberitahu jika
terjadi diare berdarah untuk segera melakukan pengobatan di tempat fasilitas
kesehatan terdekat.
2.
Cuci tangan
Cuci tangan dengan sabun adalah langkah yang sederhana
dan efektif untuk mencegah penyebaran Shigella, cuci tangan juga harus
dipromosikan di setiap rumah tangga. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air
besar, sebelum menyiapkan atau menangani makanan dan sebelum makan.
3.
Ketersediaan air
Shigella dapat mencemari air pada semua tahap
distribusi, dari sumber air sampai saat di konsumsi. Air minum harus dipastikan
aman, termasuk selama transportasi dan penyimpanan. Tempat pembuangan air besar
tidak dibolehkan 10 meter dari sumber air.
4.
Sistem pembuangan tinja
Sistem pembuangan tinja harus aman dan bersih, system
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang baik agar tetap terjaga
kesehatan masyarakat.
5.
Menyusui
Anak yang mendapatkan ASI akan lebih sedikit resiko
terkena diare atau disentri karena Shigella. ASI eksklusif dapat memberikan
perlindungan atau daya tahan terhadap resiko diare karena Shigella.
6.
Keamanan makanan
Makanan dapat terkontaminasi oleh Shigella pada semua
tahap produksi dan persiapan. Termasuk di tempat umum seperti pasar, selama
persiapan makanan di rumah atau di restoran dan makanan tanpa pendingin setelah
disiapkan.
Langkah-langkah agar konsumsi
makanan aman :
1. Cuci tangan
dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan atau saat akan
makan
2.
Jangan makan makanan mentah, kecuali
buah-buahan dan sayuran yang dikupas dan dimakan langsung
3.
Masak makanan sampai mendidih dan
matang
4.
Makanlah makanan selagi panas atau
panaskan makanan sebelum dimakan
5.
Cuci peralatan makan dan memasak
lalu keringkan sampai benar-benar kering
6.
Jauhkan makanan yang telah dimasak
dan perlatan yang bersih dari bahan mentah dan perlatan yang berpotensi
kontaminasi.
7.
Lindungi makanan dari lalat.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa; Shigella merupakan
kuman patogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen penyebab penyakit
disentri basiller. Sampai saat ini terdapat 4 spesies Shigella yaitu: Shigella
dysenteriae, shigella flexneri, shigella boydii, dan shigella sonnei.
Shigella sangat
menular dan membutuhkan dosis kurang dari 103 organisme untuk menimbulkan
infeksi. Proses patologik yang penting adalah invasi epitel mukosa, mikroabses
pada dinding usus besar dan ileum terminal yang menyebabkan nekrosis selaput
mukosa, ulserasi superfisial, perdarahan dan pembentukan pseudomembran pada
daerah ulkus.
3.2 SARAN
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat
bagi pembaca dan menambah pengembangan wawasan ilmu pengetahuan lebih dalam
tentang materi tersebut yakni Shigella
dysenteriae, sehingga dapat menyalurkan pengetahuan kita terhadap
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://helpingpeopleideas.com/publichealth/seri-penyakit-berbasis-lingkungan-shigella-sp/
http://pujipeje.blogspot.co.id/2012/03/shigella-dysenteriae.html
https://www.google.com/
ciri+ciri+shigella+dysentriae -8#q=ciri+ciri+shigella+dysenteriae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar