Selasa, 05 Januari 2016

SALMONELLA TYPHOSA by 014



TUGAS MAKALAH
BAKTERIOLOGI - I I (T)


Salmonella typhosa

OLEH  :
                                    NAMA             :    TAKBIR ALAM
                                    NIM                 :    AK.14.057
                                    KELAS           :    ANALIS B


AKADEMI ANALIS KESEHATAN
KENDARI
2015

Kata Pengantar


Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “salmonella typhosa”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu saya dalam mengerjakan makalah ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat tentang isi dari makalah ini.Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.Pada bagian akhir,sayai akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu saya harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.Semoga makalah yang saya buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.


Kendari, November 2015


Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Di seluruh dunia, demam typhus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun, menyebabkan hampir 600.000 kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi enterica (disebut sebagai Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit obligat yang tidak memiliki reservoir alami yang dikenal di luar manusia. Sedikit yang diketahui tentang sejarah munculnya infeksi almonella typhi manusia, namun diperkirakan telah menyebabkan kematian tokoh terkenal seperti penulis Inggris dan penyair Rudyard Kipling, penemu pesawat, Wilbur Wright, dan Kekaisaran Yunani Alexander Agung. Epidemi tercatat paling awal terjadi di Jamestown, VA mana diperkirakan bahwa 6.000 orang meninggal karena demam tipus di awal abad ke-17. Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara maju, tetapi selalu menimbulkan risiko munculnya.           
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat/batang  yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi. Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.

BAB II
PEMBAHASAN
A.       Defenisi
                                 
Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan mengarah kepengembangan tifus, atau demam enterik.
Salmonella  typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x 0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri Salmonella thyposa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·         Kingdom         : Bakteria
·         Phylum            : Proteobakteria
·         Classis             : Gamma proteobakteria
·         Ordo                : Enterobakteriales
·         Familia            : Enterobakteriakceae
·         Genus              : Salmonella
·         Species            : Salmonella thyposa
Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Salmonella typhy masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri masuk kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk kehati, limfa, sumsum tulang dan empedu.
Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak kecil kemerahan  (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam 3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis.
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah isolasi bakteri, uji serelogi dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan mendeteksi antibody spesifik terhadap komponen antigen Salmonella typhy maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Beberapa uji serologi yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi : uji widal, uji dipstick, tes tubex, uji enzyme-linket immunosorbent assay (ELISA).
B.       Sifat Bakteri Salmonella Typhi
Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
~       bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu.
~       sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
~       dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.
C.       Penularan  
Adapun cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:
1.      Melalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
2.      Melalui air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
3.      Melalui daging,  telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak kurang matang.
4.     Makanan dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri salmonella typh, seperti lalat, tikus, kucing dan ayam.
Setelah sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal terhadap typhus, untuk waktu cukup lama. Interksi ulang (reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Makanan penderita dapat juga menjadi karier karena bakteri menetap dan berkembang biak dalam kandung empedunya. Bahan yang  berbahaya untuk penularan adalah feses penderita atau karier.
D.      Cara Pemeriksaan Laboratorium
Untuk keakuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
1.      Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
2.      Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O (1/160) atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif menggunakan metode “Tube Aglutination Test”.
Ø Reaksi Widal
salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu O antigen (somatik antigen) H antigen (flagellar antigen) dan Vi antigen (virulensi antigen). pada reaksi aglutinasinya :
·      Aglutinasi O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang bila di
·      kocok.
·      Aglutinassi H berbentuk butir-butir yang holang bila dikocok
·      Aglutinsi Vi berbentuk awan.
Reaksi widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap salmonella tyhpi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H, dan Vi dari  laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi widal posotif yang berarti serum orang tersebut mempunyai antybody terhadap salmonella tyhpi, baik setelah vaksinasi, setelah sembuh dari penyakit  thypus ataupun sedang menderita thypus. Reaksi widal negatif artinya tidak memiliki antybody terhadap salmonella thypi.
Reaksi widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit thypus abdominalis. peninggian titer aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer aglutinin H menunjukkan disebabakan vaksinasi, peninggian titer aglutini Vi menunjukkan karier.
3.      Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).
E.      Pengobatan
Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Kadang makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
Anti biotika yang sering digunakan:
·         Kloramfenikol : Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
·         Tiamfenikol: Dosis ; 4×500 mg.
·         Kotrimoksazol : Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.Ampisilin dan amoksisilin : dosis : 50-150 mg/kgBB dan digunakan selama 2 minggu.
·         Sefalosporin generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan selama ½ jam perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.
F.         Pencegahan
Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).
Adapun untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:
1.      Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.
2.      Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.
3.      Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.
4.      Menjaga agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri thypus.
5.      Jangan menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.
6.      Melakukan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.
7.      Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.
8.      Mencari informasi mengenai bahaya penyakit thypus.
9.      Menemukan dan mengawasi pengidap kuman.
10.  Daya tahan tubuh ditingkatkan lagi.
11.  Jangan banyak jajan di luar rumah.
12.  Mengkonsumsi makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).
Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infeksi.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
B.       Saran
Adapun saran dari penulis yakni :
1.      supaya kita selalu menjaga kebersihan lingkungan hidup kita agar terhindar dari kontaminasi dengan bakteri salmonella typhi.
2.      Agar mewaspadai sejak dini pencegahan dan pengobatan penyakit typhus.
3.      Dan yang paling penting adalah  ” Mencegah lebih baik daripada mengobati”.







DAFTAR PUSTAKA

·      Entjang Indan, dr. 2001. “Mikrobiologi & Parasitologi”, Citra Aditya Bakti : Bandung.
·      Arif Mansyur. 2007. Semiloka Mutu “Pemantapan Mutu tes Rapid Salmonella”, Makassar.
·      Brooks, Geo F, Butel, Janet S, Morse, Stephen A. 2005. “Mikrobiologi Kedokteran Edisi Pertama”, Salemba Medica : Jakarta.
·      Nugraha Tania. 2010. “Penata Laksanaan Demam Tifoid, Fakultas Kedokteran Universitas Riau.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar